Posted by : Fahri Tri Setio Selasa, 07 November 2017


Generasi Y atau Millennials lahir pada rentang waktu tahun 1980-an sampai 2000. Dapat diartikan, generasi millenial adalah kaum pemuda saat ini yang berusia 15 hingga 35 tahun ....



Generasi Millennials
   Generasi Y atau Millennials lahir pada rentang waktu tahun 1980-an sampai 2000. Dapat diartikan, generasi millenial adalah kaum pemuda saat ini yang berusia 15 hingga 35 tahun. Dari sisi usia mereka akan memegang peran penting di berbagai aspek selama 10 hingga 20 tahun mendatang. Sehingga generasi millennials termasuk salah satu pemegang estafet bonus demografi Indonesia 2020-2030. Menurut data BPS, saat ini 50% dari penduduk usia produktif berasal dari generasi millennials dan pada tahun 2020 hingga 2030 diperkirakan jumlahnya mencapai 70% dari penduduk usia produktif.

   Generasi millennials tumbuh bersama dengan adanya perubahan pada bidang teknologi. Dahulu untuk menghubungi seseorang pilihannya hanya menggunakan telepon kabel di rumah atau pergi ke wartel (warung telepon), namun sekarang telepon kabel sudah jarang sekali digunakan karena posisinya telah tergeser oleh smartphone atau telepon pintar yang mudah dibawa kemana saja karena bentuknya yang pas dengan saku celana dan fitur-fitur yang dapat membantu pengerjaan aktivitas manusia lebih mudah dan cepat.

   Fitur smartphone yang paling sering digunakan oleh generasi millennials adalah sosial media. Sosial media menjadi sarana komunikasi dengan keluarga, teman, bahkan orang lain yang belum dikenal di dunia nyata. Karena sosial media semakin memudahkan komunikasi seperti mengirim pesan teks, menelepon, mengirim gambar, mengirim dokumen, mengirim video, dan video call (video saling tatap muka). Selain itu, sosial media juga menjadi sarana aktualisasi diri dan eksistensi. Dengan sosial media, mereka mengkomunikasikan setiap aktivitas mereka, perasaan dan pemikiran mereka.

   Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial (sosial media). Sosial media yang sering digunakan masyarakat kita antara lain, Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan Telegram. Selamatta Sembiring mengatakan, Indonesia menempati peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia dan menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar di dunia.

Mengetahui Informasi Hoax
   Sudah kita ketahui generasi millennials tidak bisa lepas dari gadget sejak mulai bangun tidur hingga akan beranjak tidur kembali. Dapat dipastikan generasi ini lebih banyak menerima informasi melalui sosial media. Namun apakah informasi yang diterima di sosial media sudah terjamin kredibilitas sumber informasinya ? maka itu generasi millennials harus cerdas dalam menerima dan membagikan informasi, dapat kemungkinan akan ada informasi yang sumbernya tidak jelas dan tulisan tersebut ternyata sebuah informasi hoax. Situs hoaxes.org dalam konteks budaya mengarahkan pengertian hoax sebagai aktivitas menipu. Kegiatan menipu, trik penipuan, rencana penipuan disebut sebagai hoax. Secara singkat informasi hoax adalah informasi yang tidak benar.

   Menurut David Harley dalam buku Common Hoaxes and Chain Letters (2008), ada beberapa aturan praktis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi hoax secara umum. Pertama, informasi hoax biasanya memiliki karakteristik surat berantai dengan menyertakan kalimat seperti “Sebarkan ini ke semua orang yang Anda tahu, jika tidak, sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi”. Kedua, informasi hoax biasanya tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal yang realistis atau bisa diverifikasi, misalnya “kemarin” atau “dikeluarkan oleh...” pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan sebuah kejelasan. Kemudian yang ketiga, informasi hoax biasanya tidak memiliki tanggal kedaluwarsa pada peringatan informasi, meskipun sebenarnya kehadiran tanggal tersebut juga tidak akan membuktikan membuktikan apa-apa, tetapi dapat menimbulkan efek keresahan yang berkepanjangan. Keempat, tidak ada organisasi yang dapat diidentifikasi yang dikutip sebagai sumber informasi atau menyertakan organisasi tetapi biasanya tidak terkait dengan informasi. Siapapun bisa mengatakan: “Saya mendengarnya dari seseorang yang bekerja di Microsoft” (atau perusahaan terkenal lainnya).

   Belum banyak literatur mengenai informasi hoax yang dapat ditemui peneliti. Harley sendiri membuat sebuah panduan untuk mengenali informasi hoax “...” dikarenakan banyaknya laporan mengenai informasi hoax “...”, menimbulkan keresahan di masyarakat. Meskipun sudah dikonfirmasi, usang dan tidak relevan, informasi-informasi ini terus beredar, sehingga panduan untuk mengenali dan mengatasi hoax menjadi sangat penting. Ciri-ciri informasi hoax “...” yang dikemukakan Harley sesuai dengan tiga infomasi hoax yang disebarkan mahasiswa di dalam grup Whatsapp masing-masing, yaitu memuat kalimat yang mengajak untuk menyebarkan informasi seluas-luasnya, tidak mencantumkan tanggal dan deadline, tidak mencantumkan sumber yang valid dan memakai nama dua perusahaan besar. Meskipun dalam informasi yang memuat tanggal pembuatan/penyebaran dan tanggal kedaluwarsa informasi juga terkaang tidak dapat membuktikan bahwa informasi tersebut bukan hoax, keempat ciri-ciri ini setidaknya dapat membantu kita dalam memfokuskan lokus pemikiran kita ketika berhadapan dengan sebuah informasi. Sehingga idealnya kita harus bersikap skeptis terhadap setiap informasi yang ditemui sekalipun terlihat benar, lengkap, dan sangat menyakinkan.

   Situs hoaxbusters menyebutkan beberapa jenis hoax, antara lain hoax hadiah (menyebutkan bahwa anda memenangkan sejumlah hadiah), hoax simpati (menyebarkan informasi tentang orang yang sakit, butuh bantuan atau penculikan) dan urband legend (menyebarkan tentang parfum merek tertentu tidak tahan lama baunya). Harley mengatakan bahwa informasi hoax masih akan terus berkembang seiring dengan perkembangan kemajuan zaman. Ada juga informasi yang pada esensinya benar tetapi kegunaan dan nilainya dipertanyakan, disebut Harley dengan semi-hoax.

   Lebih lanjut Harley menyebutkan bahwa kebanyakan informasi hoax beredar dari niat baik untuk menunjukkan perhatian atau membantu orang lain. tetapi ada juga informasi hoax yang dimaksudkan untuk kesenangan personal ketika berhasil menipu orang lain. Yang penting mengenai informasi hoax adalah penyebarannya ke publik, menyebar dalam jumlah yang luas. Untuk menghadapinya, kita harus berpikir kritis (bahkan skeptis) dengan mengeluarkan argumentasi semacam: “Bill Gates tidak akan masuk ke dalam barisan orang terkaya dengan memberikan uangnya sebagai hadiah kepada orang-orang yang mau menyebarkan email tentang dirinya”. Jika kita menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya, Harley menilainya sebagai sebuah tindakan yang naif sekaligus malas. Hal ini sejalan dengan konsep literasi media yang mensyaratkan seseorang untuk berkomitmen menggunakan sudut pandang kritis dan meluangkan waktu untuk memeriksa kebenaran informasi yang kita temui.

   Selain mengetahui informasi hoax secara individu, saat ini kita dapat mengetahui apakah informasi tersebut benar atau hoax yaitu dengan aplikasi Hoax Analyzer. Hoax Analyzer yang dikembangkan oleh Tim Cimol ITB adalah aplikasi berbasis situs yang berfungsi untuk menganalisis kebenaran dari pernyataan atau informasi berdasarkan sumber-sumber fakta yang beredar di internet. Proses pengecekan yang dilakukan oleh Hoax Analyzer menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP), yaitu pengolahan bahasa yang sering digunakan sehari-sehari oleh manusia agar dapat dimengerti komputer, dan Machine Learning, yaitu proses pembelajaran komputer dari data. Hasil analisis yang ditampilkan oleh Hoax Analyzer adalah kesimpulan mengenai keabsahan informasi, persentase keyakinan menurut data-data yang tersedia, dan daftar sumber fakta terkait. Cara menggunakan Hoax Analyzer cukup mudah, pertama buka website Hoax Analyzer, kedua paste-kan tulisan atau bisa juga melalui unggah gambar dan copy link website yang akan kita analisis informasinya dan klik analisis.

Tindakan Sebelum Menerima dan Membagikan Informasi di Sosial Media
   Berbuat baik kepada orang lain merupakan sebuah perbuatan amal yang di sukai Tuhan. Salah satu perbuatan baik yaitu membagikan informasi yang kita punya kepada orang lain agar si penerima mengetahui pesannya. Namun, jangan sampai kita membagikan informasi tersebut ternyata sebuah pesan kebohongan atau sebuah pesan yang mengadu domba pihak tertentu tanpa kita sadari. Karena itu sebagai generasi millennials yang tidak lepas dari gadget harus cerdas dalam menerima dan membagikan informasi. Kita harus tahu apakah sumber dari informasi tersebut dapat dipercaya dan apakah pesan dari informasi tersebut bermanfaat atau mengandung kebencian.

   Menurut Nukman Luthfie, dalam tulisannya yang berjudul Menyaring Informasi di Media Sosial. Pertama, jangan hanya membaca judul, sebelum kita ingin menyebarkannya, jangan lupa untuk membaca dulu isi informasinya. Pastikan judul dan isi memang selaras. Kedua, cek dan ricek, kita mesti lebih rajin melakukan cek dan ricek terlebih dulu sebelum menjadikannya sebagai referensi atau sebelum menyebarkan kembali. Cek ke media lain, apakah isi informasi tersebut sama atau berbeda. Ketiga, ikuti “following” akun-akun terpercaya, bila akun tersebut selalu menyebarkan informasi hoax layak untuk di-unfollow.

   Ada tips dari Jurnal Web, Sebelum Posting (membagikan informasi) di Sosial Media. Pertama, jangan posting ketika sedang emosi, biasanya orang akan posting sesuatu di sosial media ketika suasana hatinya dalam keadaan tertentu, misal ketika sedih, senang, bahkan ketika sedang marah. Nah ketika suasana hati sedang marah ini sebaiknya dihindari, jangan sampai Anda posting dalam keadaan marah, karena emosi sedang tidak terkontrol maka isi postingan pun bisa saja menyakiti perasaan orang lain, perlu diingat bahwa postingan bernada keras Anda tersebut bisa saja langsung dibagikan oleh banyak orang, dan itu tentu tidak baik. Jadi sebaiknya postinglah di sosial media ketika suasana hati sedang dalam keadaan baik dan tenang. Kedua, tidak menyinggung orang lain, seringkali sosial media digunakan untuk beropini, mengkritik dan bahkan disalahgunakan untuk sengaja menyinggung orang lain. Hal ini sebaiknya dihindari, karena hal tersebut tidak baik dan bisa merugikan orang lain dan tentu juga bisa merugikan Anda sendiri. Jadi perlu diperhatikan sekali, ketika hendak posting pikir-pikir lagi, analisa dulu apakah yang Anda tulis berpotensi menyinggung orang lain atau tidak. Ketiga, jangan sampai merugikan diri sendiri, kebebasan yang ada di sosial media terkadang membuat orang menjadi kebablasan, tanpa disadari apa yang dia tulis dan bagikan di sosial media malah merugikan diri sendiri. Jadi harus hati-hati jangan sampai malah mengundang orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak baik kepada Anda. Keempat, bagikan hal yang bermanfaat, ada baiknya ketika ingin membagikan sesuatu di sosial media pikirkan terlebih dahulu apakah ini ada manfaat atau tidak untuk orang lain. Kelima, yang terakhir ini pastikan kebenaran terlebih dahulu, sosial media itu gampang sekali menyebarnya, sekali klik tombol saja orang bisa menyebarkan informasi yang kita bagikan. Jangan sampai kita membagikan sesuatu yang belum jelas kebenarannya, dan lebih bahaya lagi kalau hal tersebut dibagikan lagi oleh orang lain. Jadi sebelum membagikan sesuatu di sosial media pastikan dulu yang Anda bagikan itu benar atau tidak, kredibel atau tidak, dari website terpercaya atau tidak, dan lain sebagainya. Intinya pastikan dulu kebenarannya agar Anda tidak sembarang kirim yang akhirnya bisa menjadi fitnah kepada orang lain.

   Sebagai generasi Millennials On The Move yang sudah melek terhadap internet maka harus bisa menggunakan secara bijak dan cerdas dalam bersosial media. Jika kita mendapat informasi yang tulisannya tidak meyakinkan seperti yang sudah dijelaskan paragraft di atas maka kita bisa lebih kritis mencari informasi tersebut, kemudian jangan dibagikan kepada orang lain. Karena memberikan informasi hoax akan memberikan dampak buruk untuk orang lain dan diri kita sendiri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia mengatakan, bagi Anda yang suka mengirimkan kabar bohong (hoax), atau bahkan cuma sekadar iseng mendistribusikan (forward), harap berhati-hati. Ancamannya tidak main-main, bisa kena pidana penjara enam tahun dan denda Rp 1 miliar. Dia menjelaskan pelaku penyebar hoax bisa terancam Pasal 28 Ayat 1 Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Di dalam pasal itu disebutkan, “Setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 milliar”. Ayo jadi generasi millennials yang cerdas dalam menerima dan membagikan informasi di kehidupan bersosial media dari sumber informasi yang valid dan terpercaya.


REFERENSI
Ali, Hasanuddin, and Lilik Purwandi. The Urban Middle Class Millenials. Jakarta: Alvara Research Center, 2017.
Lovenia, Holy. Hoax Analyzer, Inovasi Tim Cimol yang Menembus Imagine Cup 2017. April 11, 2017. https://www.itb.ac.id/news/read/5485/home/hoax-analyzer-inovasi-tim-cimol-yang-menembus-imagine-cup-2017 (accessed November 4,2017).
Luthfie, Nukman. Menyaring Informasi di Media Sosial. November 02, 2016. https://tirto.id/menyaring-informasi-di-media-sosial-b1np (accessed November 4, 2017).
Mabes Polri: Penyebar Hoax Diancam Hukuman 6 Tahun Penjara. November 20, 2016. https://nasional.tempo.co/read/821644/mabes-polri-penyebar-hoax-diancam-hukuman-6-tahun-penjara (accessed November 5, 2017).
Sebelum Posting di Sosial Media Perhatikan Dulu 5 Hal Ini. February 19, 2016. https://www.jurnalweb.com/sebelum-posting-di-sosial-media-perhatikan-dulu-5-hal-ini/ (accessed November 5, 2017).
Timbowo, Deify. "Manfaat Penggunaan Smartphone sebagai Media Komunikasi." Acta Diurna Volume V. No. 2, 2016.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. terimakasih ya, artikelnya sangat membantu :)


    buat kaula muda yang sedang butuh inspirasi, aku ada rekomendasi film inspiratif nih, film nya bagus-bagus dan sangat menginspirasi, coba deh :)

    BalasHapus

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Selamat membaca :) Semoga terhibur dan bermanfaat

Translate

My Linkedin

Follow My Instagram

Instagram

Popular Post

Followers

Total Pageviews

FahriTS. Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Isi

- Copyright © 2013 Fahri Tri Setio -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -